Jumat, 04 November 2011

IKHWAH SUFI (Suka Film)


Assalamulaikum,wr,wb.
                Alhamdulillah pada kesempatan kali ini ane diberi tugas yang cukup menentang,maksud ane menantang , dalam persiapan menghadapi LAMDA 2,ane ditugaskan untuk menulis sebuah tulisan yang berjudul ikhwah sufi alias ikhwah yang suka film,hal ini mungkin telah menjadi perdebatan yang berkepanjangan di kalangan ikhwah-ikhwah ,banyak yang berpendapat hal itu baik karena bisa belajar dari pengalaman-pengalaman serta hal-hal positif yang ada pada film tersebut dan tidak sedikit yang berpendapat itu akan meimbulkan dampak negative bagi ikhwah itu sendiri,namun terlepas dari pendapat pendapat yang berbeda tersebut ane maupun memaparkan pendapat ane mengenai dampak - dampak  positip maupun negative dari hal ini semuanya akan ane ulas    secara tajam setajam cutter…hehe,kayak program tv aja….

Dakwah back to Ashalah (kembali kepada kemurnian da’wah)



Assalamualaikum,warahmatullahii wabarakaatu.
                Da’wah back to ashalah atau kembali kepada kemurnian da’wah  memanglah hal yang kurang begitu ana mengerti ,tapi untuk saat ini ana akan menjelaskan sedikit demi sedikit pendapat ana mengenai makna dari da’wah back to ashalah tersebut,mudah-mudahan sedikit banyaknya para pembaca dapat mengambil hikmah atau ibroh yang ada dari penjelasan ana nanti.Walaupun yang ana sampaikan ini tidak begitu sempurna tapi lihatlah dari sisi baiknya jangan dilihat dari sisi buruknya,jika terjadi kesalahan dalam penulisan mungkin ana pribadi minta maaf dan mohon kritik serta sarannya yang membangun,semoga tidak ada dusta diantara kita,amin.
                Kembali kepada Da’wah back to ashalah,dilihat dari bahasanya yaitu kembali kepada kemurnian da’wah,ana berpendapat bahwa dewasa ini da’wah telah tercampuri oleh pemikiran-pemikiran liberal bahkan fikiran-fikiran sesat maka bagaimana da’wah itu dapat kembali kepada keadaan murninya atau dapat dikatakan kembali kepada apa dan bagaimana da’wah itu sebenarnya.
                Sebelum ana lebih jauh menjelaskan da’wah yang kembali kepada kemurian itu, marilah sama-sama kita telaah lebih jauh mengenai apa sebenarnya da’wah itu sendiri agar di akhir pembahasan nanti kita dapat mencapai suatu kesimpulan tersendiri mengenai apa dan bagaimana da’wah yang murni atau da’wah yang sebenarnya itu.
                Da’wah adalah kegiatan meyampaikan atau menyerukan hal hal yang bersifat baik,baik itu dilakukan dengan penyampaian secara lisan ataupun penyampaian secara keteladanan,hal-hal yang disampaikan tidak harus hal ahal yang bersifat ilmu-ilmu keagamaan,tetapi hal-hal yang kecil saja yang itu bernilai kebaikan dapat digolongkan kepada da’wah .Da’wah juga tidak harus disampaikan oleh orang-orang yang begitu paham tentang agama seperti ulama-ulama kondang maupu yang tidak kondang ,para ustad-usatzah lulusan kairo mesir yang bertuliskan  LC dibelakang namanya,tapi mahasiswa bahkan masyarakat yang dari golongan manapun baik itu dari golongan berpendidikan,maupun yang tidak berpendidikan,baik itu dari anak-anak sampai orang yang sudah uzur dapat dikatakan dengan berda’wah asalkan hal-hal yang disampaikan itu bernilai hal –hal yang bersifat ahsan atau baik,karena  UMAR BIN KHATAB  pernah berkata bahwa  jangan lihat orang yang menyampaikannya tetapi lihat apa yang disampaikannya”.Dari perkataan umar tersebut kita dapat menarik suatu makna bahwa  dalam menerima suatu seruan atau nasihat kita janganlah melihat siapa yang menyampaikan nasihat tersebut,tetapi kita lebih menitikberatkan kepada apa-apa yang disampaikannya,entah itu nasihat dari anak-anak,pejabat,presiden dan sebagainya asalkan hal-hal yang disampaikannya itu baik maka kita harus menerima dan menjalankannya dengan lapang dada.Begitu pula dengan keadaan kita saat ini kita yang notabenenya seorang mahsiswa jangan pernah malu untuk mengatakan atan memberikan keteladanan tentang kebaikan kepada orana lain baik itu senior ,junior dan sebagainya walaupun ilmu kita mungkin masih belum apa-apanya disbanding mereka.
                Jadi,untuk lebih dapat kita mengerti maka ana akan memberikan ilustrasi cerita tentang seorang pezina dan perampok yang menikah,mereka memiliki seorang anak yang notabenenya adalah anak dari hasil perzinaan mereka,anak itu berkelamin perempuan sebut saja namanya “bunga”,semenjak ia lahir ia tidak diajarkan oleh kedua orang tuanya bagaiman menjadi permapok yang handal,bagaiman menjadi pezina yang tangguh,api mereka malah mengajarkan hal-hal yang bersifat kebaikan,ini jelas berbeda dari profesi dari mereka,ternyata mereka tidak ingin anaknya tersebut menjadi seperti dirinya yang selalu berbuat maksiat,mereka tidak malu mengajarkan hal-hal yang baik kepada anak-anaknya walaupun mereka tahu suatu saat mereka akan ditanyai oleh anaknya mengenai profesinya,walupun mereka dapat dikatakan tidak terlalu memiliki pengetahuan tentang ilmu agama,tetapi mereka tetap mengajarkan apa-apa yang mereka ketahui,walaupun hanya sedikit.
                Lalu,bagaimana dengan kita ???kita yang notabenenya adalah para mahasiswa yang INSYAALLAH berpendidikan sedikit banyaknya tahu tentang agama atau tahu lah tentang kebaikan,tetapi kita enggan untuk menyeru kepada kebaikan,ada alasan klasik yang disampaikan bahwa ilmu ana belum cukup untuk berda’wah,pengalaman ana belum banyak,atau ana belum siap rasanya ,kalau menimbang hal tersebut mungkin setiap orang dapat dikatakan belum siap,belum berpengalam dan sebagainya tapi kita harus yakin kita bias menciptakan kesiapan itu,mari kita hadirkan pengalaman itu,karena tidak ada pengalaman tanpa kita mengalaminya terlebih dahulu.
                Dari ilustrasi diatas dapat kita tarik suatu kesimpulan bahwa Da’wah yang murni itu bukanlah hanya proses penyampaian hal hal yang bersifat agamis dan disampaikan oleh orang orang yang benar benar memiliki pengetahuan lebih,tetapi da’wah yang murni itu adalah menyeru kepada hal-hal yang baik,menyeru kepada hal-hal yang positif baik itu tentang agama maupun tidak asalkan disampaikan untuk kebaikan maka itu bernilai da’wah
                Mungkin itulah sedikit penyampaian mengenai da’wah yang murni atau dalam bahasa kampung ana itu disebutkan “DA’WAH BACK TO ASHALAH”,kritik dan saran antum-antum semua dapat ana terima di satria.wahyu@ymail.com atau di nomor hp ana “085263944536”mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua,ALLAHUA’LAM BISAWAB.
ASSALAMULAIKUM WARAHMATULLAHII WABARAKATU….

Created by : WAHYU SATRIA (ELECTRICAL ENGGINEERING 2010)